Powered by:

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Sunday, May 30, 2010

Pakai Ponsel Tak Menyebabkan Kanker Otak

Penggunaan perangkat telepon seluler di seantero pelosok dunia saat ini sedemikian berlipat ganda sejak 1980-an. Sejumlah pengamat bahkan menyamakan dampak era maraknya penggunaan ponsel kini sama dahsyatnya dengan meluasnya dampak revolusi industri pada permulaan abad ke-19 terhadap tatanan kehidupan manusia sehari hari di muka bumi.

Namun, sejalan dengan semakin massal pemakaian yang bagaikan roket yang mengangkasa, ternyata mencetuskan kekhawatiran adanya dampak negatif terhadap penggunaannya. Disebut-sebut bahwa penggunaan telepon seluler bisa meningkatkan risiko terkena penyakit tumor dalam jaringan otak manusia yakni; glioma atau meninggioma. Penyebabnya adalah paparan gelombang elektromagnetik sinyal seluler yang intensif terhadap organ dalam kepala bagi kalangan pengguna ponsel.

Sejumlah riset di berbagai negara industri terutama di Eropa menunjukkan sejumlah hasil yang ternyata saling berseberangan sama sekali. Ada hasil riset yang menyatakan tidak adanya indikasi kanker tetapi ada juga sejumlah riset dengan metode "biological and cellular test" yaitu dengan percobaan atas binatang percobaan atau eksperimen yang dengan sengaja diberi dosis paparan radiasi jenis mobile-phone-type radiation yang menunjukan adanya peningkatan kasus tumor.

Hampir satu dekade silam yang lalu dengan mempertimbangkan urgensi kejelasan atas persoalan ini, sejumlah negara industri maju lalu bekerja sama berhimpun mengadakan riset 'The Interphone Study' yang mencakup 13 negara. Riset ini dilakukan dengan metode wawancara dan pengamatan atas para penderita tumor kanker otak dari penduduk di 13 negara di atas. Objek penelitian adalah orang yang terbiasa menggunakan ponsel. Terhimpun sebagai objek penelitian adalah 2,708 penderita glioma dan 2,409 penderita meningioma. Sebanyak 7,658 orang diteliti sebagai kelompok "matched contro", yakni orang berkondisi sehat tidak mengalami penyakit tumor yang juga pengguna ponsel.

Metode dengan pengamatan komprehensif demikian dipandang lebih menjamin validitas hasil riset yang hasil risetnya menunjukkan adanya peningkatan munculnya tumor. Hasil riset yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah terkini International Journal of Epidemiology menyimpulkan tidak adanya kaitan antara pengguna telepon seluler dengan indikasi peningkatan munculnya tumor otak. Hasil riset ini sepertinya sejalan dengan gambaran umum betapa dalam periode yang sama dengan maraknya penyebaran penggunaan ponsel dunia tidak mengalami peningkatan angka statistik yang signifikan untuk gangguan penyakit tumor otak.

Seorang ahli epidemiologist dari Universitas Leeds, seraya meyakini opini yang sama juga mengimbuhkan riset "Interphone" bagaimanapun juga masih memiliki kekurangan, yaitu objek penelitian terbatas pada responden usia dewasa. Penelitian sama sekali tidak dapat mengetengahkan penderita gangguan tumor di antara kalangan penderita yang telah mengalami 15 tahun. Oleh karenanya, akan lebih meyakinkan hasilnya serta lebih komprehensif apabila dilaksanakan riset lanjutan yang menyertakan pengamatan atas kalangan usia kanak-kanak serta memperpanjang waktu pengamatan.

Periset juga menguji beberapa kelompok kecil untuk mengetahui kemampuan mengingat pemakai ponsel. Kemampuan mengingat ini disebut sebagai "recall bias". Penderita kanker otak ternyata masih memiliki kemampuan mengingat yang baik dan hasil pengujian menunjukan kedua kelompok yang diteliti mempunyai kesamaan. Terbukti melalui riset ini pemakaian ponsel tidak menyebabkan efek "recall bias".
Pakai Ponsel Tak Menyebabkan Kanker Otak

Saturday, May 1, 2010

Nasa Punya Bukti Kehidupan Di Mars

BADANantariksa Amerika Serikat, NASA, mengaku memiliki bukti tentang kehidupan di Planet Mars. Ilmuwan NASA mengungkap perihal bukti kuat tentang kehidupan di planet yang di kenal dengan sebutan Planet Merah itu. Keyakinan akan adanya kehidupan di Mars itu didasarkan pada sebuah misi khusus ke Planet Mars, yang telah menemukan adanya bentuk kehidupan seperti kolam dan blok bangunan sebagaimana halnya bangunan yang diketahui manusia di Bumi. Seperti dikutip dari The SUN, NASA mengumumkan bahwa penelitian dari misi Opportunity dan Spirit, telah menemukan tanda-tanda kehudupan ekstratersterial di Mars. Hasil penelitian itu begitu menjanjikan para ilmuwan NASA yang telah merencanakan sebuah misi lain. Misi lain yang telah direncanakan tersebut memang ditujukan untuk menemukan apakah ada kehidupan lain di alam semesta. Misi sebelumnya ke Mars, telah mengumpulkan bukti adanya sulfat, yang menjadi indikasi kuat di mana ada air maka di situ ada kehidupan. Sedangkan NASA misi baru-baru ini, telah menyimpulkan tentang adanya air di Mars. Namun para ilmuwan NASA juga menyatakan, misi sebelumnya telah membuktikan adanya kehidupan di Mars. Peneliti di Arizona State University, Jack Farmer, menyatakan bahwa dirinya optimis akan adanya kehidupan di Mars. Sedangkan Ilmuwan lain di Universitas California, Bill Schopf, mengatakan, citra Mars yang dihasilkan Opportunity memang menunjukkan adanya lapisan sulfat dan gypsum di Mars.
Nasa Punya Bukti Kehidupan Di Mars

Kendalikan Mobil Tanpa Stir

Para peneliti dari Jerman telah mengembangkan teknologi terbaru, dimana mengendalikan mobil tidak perlu dengan stir, tapi cukup dengan menggunakan mata. Raul Rojas, peneliti dari Universitas Free Berlin, menjelaskan mengenai tekonologi mengendalikan mobil dengan gerakan mata ini. Stir mobil akan bergerak sesuai dengan arah gerakan mata. Rojas bersama timnya mempresentasikan temuan teknologi ini di saat cuaca cerah, langit biru, di lahan bandara di Jerman. Teknologi baru ini diperagakan dengan melintasi landasan pacu bandara Tempelhof, dimana mengemudikan mobil tanpa stir. Mobil seperti dikendalikan tangan hantu. Teknologi mobil dengan dikendalikan mata ini bisa melaju dengan kecepatan hingga 31 mil per jam, atau sekitar 50 kilometer per jam. Rojas mengatakan, untuk tahap berikutnya, targetnya mobil ini bisa bergerak dengan kecepatan 60 mil per jam. "Tahap berikutnya akan bisa mencapai 60 mil per jam," kata Rojas. Dia menjelaskan, tantangan terbesar bagi mobil ini adalah saat dikendalikan di kota yang padat dengan pejalan kaki dan kendaraan lainnya. Untuk saat ini, untuk mengatasi masalah di jalan padat tersebut, pengemudi bisa melihat spion. Jika teknologi ini nantinya dikomersialkan, yang menjadi pertanyaan adalah ketika mata pengemudi tiba-tiba bergerak karena ada pemandangan bagus, atau melirik ke arah gadis dalam beberapa detik. Atau bagaimana saat pengemudi menerima panggilan telepon atau menulis pesan singkat saat sedang mengemudi.Tetapi para peneliti akan menjawab masalah-masalah itu. "The Spirit of Berlin" merupakan mobil otomatis yang dilengkapi navigasi GPS, beberapa kamera, laser, dan scanner, yang memungkinkan mobil bisa mengemudikan sendiri. "Mobil ini bisa melakukan apapun. Dia bisa secara otomatis atau dipandu gerakan mata pengemudi," ujar Rojas. Untuk mendemonstrasikan kemampuan otomatis mobil ini, Rojas melompat di depan mobil saat melaju dalam kecepatan 10 mil per jam, dan mobil berhenti seketika berkat kamera pendeteksi. "Saya beruntung kali ini," kata Rojas bergurau.
Kendalikan Mobil Tanpa Stir