Powered by:

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Sunday, August 8, 2010

Akan Ada Fenomena Langka 3 Planet dan Hujan Meteor


Beberapa hari mendatang, fenomena langka akan muncul di langit malam. Venus, Mars dan Saturnus akan muncul bersama-sama, diselingi hujan meteor indah.

Seperti dikutip dari Yahoo News, beberapa planet ini hadir menjelang hujan meteor Perseid. Bintang jatuh itu sendiri akan mencapai puncaknya pada 11 Agustus hingga 13 Agustus.

Satu jam menjelang matahari terbenam, siapapun dapat melihat dengan jelas ketiga planet ini di cakrawala sebelah barat laut. Venus, Mars dan Saturnus muncul pada 8 Agustus.

“Ketiga planet ini ditakdirkan untuk muncul pada area yang lebih sempit di langit. Ini merupakan formasi yang sangat khas dan menarik, dan tentunya memberi getaran langit bagi para pengamat,” ujar Joe Rao, kolumnis di Space.com.

Pada 12 Agustus malam, ketiga planet ini akan sejajar bersama di langit barat sebelum menghilang di bawah cakrawala setelah matahari terbenam.

“Planet ini akan terus bersama di langit barat hingga pukul 10 malam waktu setempat,” berdasarkan keterangan NASA.

Tidak hanya itu, selanjutnya akan muncul hujan meteor Perseid.

Hujan meteor Perseid disebabkan puing-puing komet Swift-Tuttle. Setiap 133 tahun, ayunan komet ini akan melalui tata surya dan meninggalkan jejak puing. Bumi akan terlewati pada bulan Agustus.

Jika cuaca memungkinkan, para pengamat langit dapat melihat fenomena ini di wilayah mana saja.

Tempat terbaik adalah wilayah yang jauh dari perkotaan, atau daerah pinggiran yang minim lampu ataupun di bawah langit gelap, kata Rao.

“Waktu terbaik untuk melihat meteor ini adalah jam-jam larut malam pada 11 Agustus hingga 13 Agustus, pagi-pagi sekali,” ujarnya lagi.

Akan Ada Fenomena Langka 3 Planet dan Hujan Meteor

PENELITIAN BUAYA MIRIP KUCING



Peneliti menemukan makhluk aneh bergigi mirip mamalia dan kaki kurus seperti reptil. Makhluk itu hidup di dataran Afrika memburu capung dan serangga lain.

Fosil dari spesies baru ini digali dari batu berusia 105 juta tahun oleh paleontolog di sungai Tanzania.

Mereka dapat mengetahui detil gambar giginya yang aneh dengan akurat menggunakan pemindai medis. Profesor Patrick O’Connor dari Ohio University mengatakan,”Pada pandangan pertama, buaya ini berusaha menjadi mamalia. Kepalanya sebesar kepalan tangan. Jika melihat giginya, Anda akan berpikir bahwa binatang ini adalah buaya,”

Profesor Patrick mengatakan bahwa binatang ini tidak memiliki pelindung yang kuat seperti buaya lainya kecuali ekornya.

Hal ini menjelaskan bahwa makhluk ini cukup mobile dan mungkin aktif tidak seperti buaya biasanya.

Aspek lain dari anatominya menyatakan bahwa binatang ini merupakan makhluk darat yang senang memakan serangga dan binatang kecil, untuk bertahan hidup.

Para peneliti menjulukinya Pakasuchus Kapilimai. Paka adalah bahasa Swahili dari kucing, di mana menyerupai ukuran binatang ini, tengkoraknya, giginya. Sedangkan souchos adalah bahasa Yunani kuno dari buaya.

Prof O’Connor yang menerbitkan temuan ini di Nature mengatakan,”Saat kami meneliti giginya, kami tahu kami menemukan hal baru dan sangat menarik.”

PENELITIAN BUAYA MIRIP KUCING

GAMBAR LEDAKAN MATAHARI OLEH NASA


Ledakan matahari pada awal pekan lalu mengeluarkan api yang sangat menakjubkan. NASA telah mengeluarkan foto pertama ledakan yang menimbulkan tsunami matahari itu.

Permukaan matahari bergolak pada awal pekan lalu dan meledakkan berton-ton atom ion plasma yang menyebar di luar angkasa. Setelah meledak butuh waktu dua hari agar atom tersebut bisa menggapai wilayah bumi yang berjarak 93 juta mil.

NASA mengambil gambar kejadian yang diberi nama coronal mass ejection ini dari pesawat luar angkasa Solar Dynamic Observatory (SDO) yang diluncurkan Februari lalu.

SDO menyediakan gambar tampilan matahari dengan kualitas jauh lebih baik dari High Definition (HD).

Gambar pertama, dengan beberapa warna, menampilkan plasma matahari yang sangat panas dalam temperatur antara satu hingga dua juta derajat Kelvin.

Putaran warna emas terus berputar di sisi kiri serpihan badai matahari yang dikirim awan dengan miliaran ton partikel menuju bumi.

“Kami melihat letusan yang sangat indah,” ujar Leon Golun, dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics (CfA).

Tsunami matahari yang mengirimkan gelombang gas ke arah bumi bisa menimbulkan kilatan cahaya indah di beberapa wilayah utara bumi.

GAMBAR LEDAKAN MATAHARI OLEH NASA